Kamis, 01 Desember 2011

Pengintegrasian


3.1 Pengertian Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerjasama yang saling memberikan kepuasan. Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan dengan prinsip menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.
Metode Pengintegrasian
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut :
1). Hubungan antar manusia (Human Relations)
2). Motivasi (Motivation)
3). Kepemimpinan (Leadership)
4). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
5). Collective Bargaining
3.2 Hubungan Antar Manusia (Human Relations)
Hubungan antarmanusia (Human Relation) adalah hubungan kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama. Manajer dalam menciptakan hubungan antarmanusia yang harmonis memerlukan kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi dan etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan.



3.3Motivasi
A. Pengertian Motivasi dan Motif
a. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

Perterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor
-faktor berikut :
a.    The desire to live (keinginan untuk hidup)
b.   The desire for position (keinginan untuk suatu posisi)
c.    The desire for power (keinginan akan kekuasaan)
d.   The desire for recognation (keinginan akan pengakuan)

Motivasi adalah pemberian daya penggerakan yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut Edwin B Flippo :
Direction or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment or organizational objectives.
Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.


Menurut American Encyclopedia
:
Motivation: That predisposition (it self the subject of much controvency) within the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such factor as biological and emotional needs that can only be inferred  from observation behavior).
Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.

Menurut Merle J. Moskowits :
Motivation is usually refined the initiation and direction of behavior, and the study of motivation is in effect the study of course of behavior.
Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku
b. Motif
Motif adalah suatu perangsag keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Penulis). Perbedaan pengertian keinginan (want) dan kebutuhan (needs) adalah keinginan (want) dari setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungannya, sedangkan kebutuhan (needs) semua orang adalah sama.


Konsep Motif dan Motivasi
Perangsang materil dan non materil oleh internal dan eksternal
Pemenuhan Kebutuhan
Daya Penggerak dan Kemauan Bekerja
Rangsangan Keinginan dan Perilaku Individu Manusia

 







Keterangan :
1.      Perangsangan berbentuk materiil atau nonmaterial yang tercipta oleh internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer.
2.      Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku seseorang (individu).
3.      Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang (individu).
4.      Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan seseorang.
5.      Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakan siklus.

Menurut Dr. David Mc. Clelland terdapat pola motivasi yang menonjol :
1)      Arcievement motivation, suatu dorongan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2)      Affiliation Motivation, dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain.
3)      Competence Motivation, dorongan untuk melakukan pekerjaan yang bermutu.
4)      Power Motivation, dorongan yang dapat mengendalikan suatu keadaan. Dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengambil resiko dan menghancurkan rintangan yang terjadi.

Sifat ini banyak dilakukan atau terdapat pada orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politi. Power Motivation ini tidak akan berakibat terlalu buruk, jika diikuti oleh Achievemnt Motivation, Affiliation dan Competence Motivation.

B. Tujuan Motivasi
 Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
a.    Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b.   Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c.     Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d.   Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e.    Mengefektifkan pengadaan karyawan
f.    Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g.    Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
h.   Meningkatkan kesejahteraan karyawan
i.     Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
j.     Meningkatkan efisiensi penggunaan ala-alat dan bahan baku

C. Asas-asas Motivasi
a.         Asas Mengikutsertakan
Maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
b.         Asas Komunikasi
Maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.
c.       Asas Pengakuan
Maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapai.
d.      Asas Wewenang yang Didelegasikan
Maksudnya mendelegasi sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tuga-tugas atasan atau manajer.
e.       Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.

D.    Model –Model Motivasi ada tiga, yaitu :
1.    Model Tradisional, yaitu dengan memberikan Insentif sebagai motivasi.
2.   Model Hubungan Manusia, yaitu dengan memenuhi kebutuhan social disamping insentif (kebutuhan materil dan nonmaterial).
3.   Model Sumber Daya Manusia, yaitu dengan memberikan motivasi tidak hanya berupa uang atau barang atau keinginan akan kepuasan tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, motivasi dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengambil kebijakan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
E. Metode Motivasi
a.   Motivasi Langsung (Ricert Motivation)
Motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
b.   Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.

F. Alat-alat Motivasi
Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material incentive dan  nonmaterial incentive. Material incentive adalah motivasi yang bersifat materiil (uang dan barang-barang) sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Nonmaterial Incentive adalah motivasi yang tidak berbentuk materi (Piagam Penghargaan, Bintang Jasa, dan sejenisnya).

G. Jenis-jenis Motivasi
a.  Motivasi Positif (Insentif Positif)
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi.
b.   Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman

H. Teori-teori Motivasi

a. Teori Motivasi Klasik
Frederik Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang atau barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja. Semakin banyak mereka berproduksi, semakin besar penghasilan mereka.

b. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow (1943) mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s Need Hierarchy Theory/A Theory of Human Motivation atau Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Hierarki Kebutuhan dari maslow ini diilhami oleh Human Science Theory dari Elton Mayo.
Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku
atau bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.
c.       Pemimpin dan Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasran yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata benda dari dalam mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.

3.4 Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan organisasi

Gaya Kepemimpinan menurut Drs.Malayu Hasibuan, yaitu :
v  Kepemimpinan Otoriter
Adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Falsafah pemimpin ialah ”bawahan adalah untuk pimpinan atau atasan”.
Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (closed management) kurang menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan kurang mendapat perhatiannya.
v Kepemimpinan Partisipatif
Adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin ialah ”pimpinan (dia) adalah untuk bawahan”.
v  Kepemimpinan Delegatif
Pada prinsipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan ”Inilah pekerjaan yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik”. Disini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan.
Gaya Pengambilan Keputusan
·   Gaya Otoratif , diterapkan pada situasi ketika manajer memiliki pengalaman dan informasi untuk menghasilkan konklusi, sementara pengikut tidak memiliki kemampuan, kesediaan, dan keyakinan untuk memecahkan masalah
·   Gaya Konsultatif, adalah strategi yang tepat apabila manajer mengenali pengikut juga memiliki beberapa pengalaman dan pengetahuan tentang masalah dan bersedia memecahkan masalah meskipun belum mampu (hanya mendengarkan masukan pengikut).
·   Gaya Fasilitatif, merupakan upaya kooperatif yaitu manajer dan pengikut bekerjasama mencapai suatu keputusan bersama.(pengikut yang mampu diikut sertakan dalam pengambilan keputusan.
·   Gaya Delegatif, Digunakan terhadap pengikut yang memiliki tingkat kesiapan yang memiliki pengalaman dan informasi yang diperlukan untuk keputusan atau rekomendasi yang layak.

3.5  Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) berperan penting dalam menciptakan pengintegrasian, membina kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik dalam perusahaan. Dengan KKB ini diharapkan permasalahan yang dihadapi karyawan dengan perusahaan dapat diatasi dengan baik. Misalnya : kenaikan gaji atau upah, tunjangan hari raya, pemecatan buruh, dan lain-lain. KKB adalah musyawarah dan mufakat antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan. Dengan landasan musyawarah dan mufakat diharapkan tercipta integrasi yang serasi dalam perusahaan. Dan karyawan menjadi partner kerjasama yang baik bagi perusahaan.

3.6 Collective Bargaining
Collective bargaining adalah adanya pandangan antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh. Hal ini dilakukan agar tercipta integrasi yang harmonis dan usaha-usaha untuk menghindari terjadinya konflik perusahaan dalam Collective bargaining didasarkan atas perundingan yang berarti adu kekuatan, siapa yang mempunyai posisi kuat maka dialah yang banyak menentukan keputusan. Sedangkan KKB didasarkan atas musyawarah dan mufakat dalam menetapkan keputusan, bukan atas adu kekuatan atau posisi.
3.7 Sistem Komunikasi Kepegawaian
Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif. Melalui komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh satu pihak ke pihak lain.
Dalam prkatek terdapat 4 jenis komunikasi dalam suatu organisasi yaitu :
               1. Komunikasi Vertikal Ke Bawah
Komunikasi merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai hal kepada bawahannya, misalnya instruksi, perintah, pengarahan, nasihat, dan sebagainya.
2. Komunikasi Vertikal Ke Atas
Merupakan wahana bagi para anggota organisasi untuk dapat didengar oleh atasannya, misalnya memberikan laporan kerja, penyampaian masalah pribadi atau kedinasan, saran, kritik, dan sebagainya.
3.Komunikasi  Horizontal
Berlangsung antara orang-orang yang berada pada tingkat yang sama dalam hierarki organisasi akan tetapi melaksanakan kegiatan yang berbeda-beda.


4. Komunikasi Diagonal
Berlangsung antara dua satuan kerja yang berbeda, tetapi menyelenggarakan kegiatan yang sejenis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar